Cinta ada bersamaan dengan Sang Waktu dari Sang Pemilik Cinta.
Terkadang kita berpikir, seperti apakah cinta itu?
Suasana skeptis menyelimuti hati, lalu kita berpikir untuk apa cinta hadir dalam kehidupan kita?
Kenapa cinta tidak saja hadir untuk orang baik tetapi juga bagi orang cacat, bisu, pencuri dan untuk semua orang. Cinta universal, yang artinya untuk semua orang. Itulah yang membuat cinta itu begitu hebat! Mungkin benar hati yang mampu merasakan akan kasih dan pengorbanan.
Pernahkah Kita mencintai seseorang?
Tentu saja pernah...
Saat cinta memberi makna dalam kehidupan kita, kita dengan segala cara berjuang, berkorban dan setia bahkan terkadang nyawa menjadi taruhan.
Benar kata anekdot: "Aku tertidur tapi hatiku terbangun."
Terkadang banyak hal yang terjadi dalam hidup kita antara cinta dan pengorbanan.
Alkisah, ada seorang pemuda yang mencintai seorang gadis desa. Setiap harinya Pemuda dan gadis desa itu selalu bersama baik dalam suka maupun duka.
Mereka selalu kerja bersama-sama, semua terasa indah dan ringan.
Suatu hari pemuda itu mengalami musibah kecelakaan yang tak terelakan dalam hidup. Tentu saja saat mendengar kabar tersebut gadis desa itu begitu sedih dan menangis hingga pingsan ketika melihat orang yang ia cintai dalam keadaan koma.
Setiap hari ia terus menangis disamping pemuda itu hingga Ia menjadi Kurus, pucat dan air matanya tidak dapat keluar lagi karena tidak memiliki kekuatan lagi.
Dokter memvonis jika hidup Kekasihnya tak dapat bertahan lama. Ia pun semakin menagis histeris dan pingsan untuk kesekian kalinya
Gadis Desa itupun berdoa kepada Tuhan:
"Tuhan, aku ingin dia sembuh dan biarkan aku yang menggantikan dia."
Akhirnya Tuhan menjawab doa gadis desa itu:
"Anakku, apa yang paling kau inginkan?"
"Aku ingin orang yang aku cintai kembali seperti dulu," jawab gadis desa itu."
"Tapi ada syaratnya," kata Tuhan.
"Apa syaratnya, Tuhan."
"Kau harus merpati selama setahun," jawab Tuhan.
Gadis Desa itu saking senangnya, ia tidakenghiraukan apapun, ia hanya menginginkan kekasihnya sembuh.
Seketika itu juga Gadis Desa itu, berubah rupa menjadi seekor merpati yang cantik dan keksaihnya pun ikut siuman. Ia ingin sekali memeluk erat tubuh pemuda itu dan menangis sekuat mungkin, tapi apa daya pemuda itu tidak tahu bila merpati yang cantik itu jelmaan dari kekasihnya.
Musim kemerau telah tiba, merpati yang cantik itu harus pergi karena kelaparan melanda negeri setelah janji 1 tahun itu baru ia kembali. Hari-hari mereka jalani tanpa ada kabar. Pemuda itu berusaha mencari tapi tidak menemukan.
Kini satu tahu yang dijanjikan itu hampir genap. Ia pun terbang dari negeri yang jauh untuk segera bertemu kekasihnya. Dari kejauhan ia melihat ada tenda besar dirumah kekasihnya. Rasa penasaran ia semakin dekat lalu hinggap didekat panggung tersebut.
Ternayata orang yang dia cintai sedang melaksanakan pernikahan dan bertukar cincin dengan wanita lain yang harusnya adalah gadis desa itu.
"Inikah dinamakan pernikahan?" kata gadis desa dalam hatinya sambil menjerit sekuat mungkin tapi, suaranya tidak didengar pemuda itu.
"Anakku, sudah siap kau untuk kembali ke wujud manusiaMu?" Tuhan bertanya.
"Tuhan biarkanlah aku menjadi merpati seumur hidupKu. Melihat orang yang aku cintai bahagia, akupun bahagia." jawab merpati itu.
Setelah melihat semuanya merpati itu terbang jauh tanpa arah hingga ditelan bumi.
"Ada beberapa pertemuan yang tak kita sadari dan ada perpisahan yang tak terelakkan... Cinta begitu indah walaupun harus berkorban untuk kebahagian orang lain."
Penulis: Wenseslaus even mano.
Editor :Bung Isto Santos.
0 Komentar