KAUM MUDA ,MARI WARISKAN KEKAYAAN BUDAYA KITA


Pada umumnya setiap daerah di Indonesia memiliki masing-masing motif kain tenun yang berbeda-beda atau beragam, kain tenun ini biasa di sebut kain tenun  "ma'buna" adalah salah satu kain tenun dari Insana Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) yang juga memiliki motif yang unik dan berbeda dengan motif kain tenun di daerah lain atau di kabupaten TTU sekitarnya.

 Tenunan Motif Insana " ma'buna " Kabupaten TTU merupakan salah satu peninggalan budaya dari nenek moyang yang perlu di lestarikan dan dikembangkan sehingga motif budaya ini tidak punah ataupun hilang.

Tenunan motif Insana " ma'buna " memiliki ciri khas yang unik dari motif atau corak yang menyerupai belah ketupat dan warna yang menarik untuk di pandang. Motif ini  satu-satunya motif di TTU yang asli dari nenek moyang bukan tiruan dari daerah lain.motif tenunan  tersebutlah yang membedakannya dengan tenunan di daerah lain.

Motif tenunan insana " ma'buna " ini salah satu kreatifitas dari nenek moyang yang sampai saat ini masih dikembangkan di Insana kabupaten timor tengah utara (TTU).

                      
Motif tenunan Ma'buna ini mempunyai banyak fungsi bagi pengguna di kalangan masyarakat Insana dan sekitarnya:
1. Sebagai busana untuk pengguna sehari-hari dan menutupi badan. 
2. Sebagai busana dalam tarian adat dan upacara adat.
3. Sebagai mahar dalam perkawinan dalam bahasa daerah disebut sebagai “belis” nikah.
4. Sebagai pemberian dalam acara kematian dan sebagai wujud penghargaan.
5. Sebagai penunjuk status social.
6. Sebagai alat untuk membayar hukuman jika terjadi ketidakseimbangan.
7. Sebagai alat barter/transaksi.

Namun perlu diketahui bahwa untuk membuat satu kain tenun atau tenunan yang menarik ketika dipandang dengan mata itu  membutuhkan waktu yang agak lama serta proses dari tahap ke tahap untuk bisa menghasilkan tenunan yang indah.
Maka dibetulkan bahwa untuk mendapatkan yang indah membutuhkan proses.

Namun minimnya orang yang mengembangkan motif tenunan Insana " ma'buna " ini, kebanyakan mama-mama.Sedangkan anak muda yang akan menjadi penerus untuk melestarikan dan mengembangkan budaya tersebut justru tidak mengetahui prosesnya hal tersebut mungkin karena kebanyakan atau umumnya para anak muda bersekolah sehingga menganggap itu bukan suatu pekerjaan yang baik.

Namun kalau bukan kita siapa lagi yang mau menjadi penerus aset yang begitu berharga yang tidak dengan gampang nenek moyang mereka wariskan untuk kita.

Maka dari situ saya megajak para kaum muda sebagai para penerus, mari kita belajar untuk mengembangkan setiap budaya yang kita miliki disetiap daerah-daerah kita agar kelak harta berharga yang diwariskan nenek moyang kita tetap ada dan tidak hilang.
Jangan sampai terjadi penyesalan di hari esok.





Modesta M. Biabi/wenseslaus even mano.Ana batas blogspot.

Posting Komentar

0 Komentar