Kuungkapkan rasa dan bertanya dimanakah cinta.
Pada akhirnya aku lelah dan berhenti berjuang karena memang cinta telah tiada lagi untuk kuungkapkan.Suatu hari Kau datang dalam hidupku seperti mimpi lalu kau berikan aku cinta yang tak pernah aku rasakan selama hidupKu lalu kau membiarkan diri ini merasakan hangatnya kasih sayangMu.
Kini kau dan aku berjalan dalam suka dan duka karena kita percaya bahwa kelak Sang Khalik akan mempersatukan kita dibawah sekat-sekat cinta yang tak pudar oleh zaman. Terkadang kau menyadari berjalan bersamaKu bukanlah suatu perjuangan yang mudah tetapi kau terus melangkah hingga kau sendiri lupa sudah berapa jauhkan kau melangkah. Langkahmu yang penuh pengorbanan akan cinta yang mahadasyat meninggalkan jejak-jejak kasih hingga aku lupa untuk berbalik ke lain hati.
Hatiku gelisa tak menentu...
Jantungku berdebar...
Rasa takut menyelimuti...
Ungkapan jiwa yang menjadi misteri...
Oh, dibalik cinta yang mahadasyat aku terlalu takut kehilangan orang yang aku cinta setelah sekian lama bertahan dengan segala daya upaya. Hati ini takut, kelak kau akan meninggalkan diri ini seorang diri dan beranjak pergi ke lain hati. Aku bertahan dari para pejuang lainnya yang juga ingin merebut hatimu tapi kau tak pernah sadar semua yang aku lakukan hanya untuk mengalahkan mereka yang yang berjuang merebut hatiMu.
Aku terlalu takut, takut kehilangan jejek-jejak cinta yang terus menghantui jiwaku dan menembus sekat-sekat dimensi kehidupan.
Mungkinkah rasa ini telah membunuhku?
Sang Punggawa Sastra, Khalil Gibran pernah berkata:
“Cinta tidak menyadari kedalamannya dan terasa pada saat perpisahan pun tiba. Dan saat tangan laki-laki menyentuh tangan seorang perempuan mereka berdua telah menyentuh hati keabadian dan manusia tidak dapat menuai cinta sampai dia merasakan perpisahan yang menyedihkan, dan yang mampu membuka fikirannya, merasakan kesabaran yang pahit dan kesulitan yang menyedihkan.”
Aku selalu berharap tidak ada orang lain dalam hidup selain diri ini..
Aku selalu berharap kelak kita dipersatukan dengan sekat-sekat cinta yang tak pernah pudar.
Oh Dewi Cinta, inikah rusuk dari segala rusuk yang engkau berikan?
Terbit lalu tenggelam, panas berganti hujan...
Beberapa episode telah aku lalui bersamaMu namun, namamu tak pernah hilang dari sudut hati ini...
Saat hari-hariku bersamamu tak pernah hilang dari ingatanku bahkan selalu hadir dalam ruang sepiku...
Kau memberi warna tak biasa dalam hidupku dan aku ingin terus bersamamu.
Tapi garis waktu tak mengizinkan untuk itu lalu menyeretku ke dalam ruang pilu dan disiksa rindu yang membara...
Biarlah cerita tentangmu abadi hingga hati ini mati di bunuh sepi.
Oleh: Isto Santos/wenseslaus even mano.ana batas blogspot.
0 Komentar